checkbind.com — Perang Baru E-Commerce di China: Bakar Duit Demi Dominasi Ritel Instan. Persaingan sengit antara raksasa e-commerce China—Alibaba, JD.com, dan Meituan—kini memasuki babak baru. Ketiganya berlomba memperebutkan pasar layanan ritel instan, di mana pengiriman barang ke pelanggan bisa tiba hanya dalam 30-60 menit setelah pembayaran. Investor menyoroti perang ini dengan cermat karena ketiga raksasa e-commerce mengeluarkan dana besar-besaran. Situasi ini terjadi di tengah konsumsi masyarakat China yang lesu akibat masyarakat khawatir akan lapangan kerja, upah yang stagnan, dan krisis properti berkepanjangan.
Baru-baru ini, JD Takeaway (milik JD.com) dan Ele.me (milik Alibaba) masing-masing menggelontorkan dana hingga 10 miliar yuan (sekitar Rp 22,95 triliun) untuk memperkuat layanan ritel instan mereka, termasuk dengan memberikan diskon besar-besaran. JD Takeaway mengklaim dana tersebut akan dialokasikan dalam setahun, sementara Ele.me memilih tidak merinci periode penggunaannya.
Persaingan Semakin Memanas
Tak hanya Alibaba dan JD.com, Meituan—pemimpin pasar pengiriman makanan—juga turut meramaikan persaingan. Perusahaan ini memperluas layanannya ke instashopping, mengantarkan produk non-makanan dalam waktu 30 menit. Sebaliknya, JD.com merespons dengan masuk ke bisnis pengiriman makanan pada Februari lalu.
Jason Yu, General Manager CTR Market Research, menjelaskan, “Persaingan begitu ketat karena peluang pertumbuhan baru semakin terbatas. Mereka saling menyerbu wilayah satu sama lain, dan ritel instan adalah contoh terbaru.” Ia menambahkan, “Dulu, pelanggan beli ponsel di JD.com dengan pengiriman same-day. Kini, mereka bisa pesan iPhone lewat Meituan dan dapat dalam 30 menit. Ini ancaman langsung bagi JD.com, jadi mereka balas dengan masuk ke pengiriman makanan.”
Ekspansi Layanan dan Strategi Diskon
Pada akhir April, Alibaba memperluas fitur belanja instan di Taobao, memungkinkan pengguna memesan dari restoran, kafe, hingga toko bubble tea yang bekerja sama dengan Ele.me—pemain nomor dua setelah Meituan. Tak hanya makanan, layanan ini juga mencakup produk seperti pakan hewan dan pakaian.
Merespons hal ini, JD Takeaway dan Taobao gencar menawarkan diskon menarik. Pelanggan JD Takeaway kini bisa menikmati potongan hingga 20 yuan (Rp 44 ribu) per hari untuk pesanan dari McDonald’s, Haidilao, atau Burger King. Sementara itu, Taobao memberikan diskon 11 yuan untuk pembelian minimal 15 yuan.
Konsumen Diuntungkan, Perusahaan Berkompetisi
Liu Qi, seorang pengusaha muda di Tianjin, mengaku senang bisa membeli latte kelapa seharga 5,9 yuan melalui JD Takeaway. “Saya tanya kurirnya, ternyata dia dibayar 4 yuan per pengiriman. Artinya, JD.com-lah yang membiayai kopi saya sekaligus ongkirnya,” ujarnya. Ia bahkan lebih terkejut saat menemukan harga kopi di Taobao lebih murah lagi, hanya 3,9 yuan. “Ini 2 yuan lebih hemat daripada JD.com!”
Meski konsumen diuntungkan, pertarungan ketiga raksasa ini masih menyisakan tanda tanya. Sejauh mana mereka sanggup bertahan dengan strategi bakar uang? Apakah layanan ritel instan akan menjadi solusi jangka panjang, atau hanya sekadar perang sementara? Satu hal yang pasti: persaingan ini belum akan mereda dalam waktu dekat.