SURABAYA, checkbind.com – Pameran Imersif Cross Musea 2025 Bikin Pengunjung Terpukau. Mata Fiko langsung berbinar-binar. Siang itu, siswa SD Negeri Tembok Dukuh, Surabaya, ini tak bisa mengalihkan pandangannya dari deretan visual menakjubkan yang terpampang di layar. “Seru banget! Kalau ke museum biasanya cuma baca tulisan, jadi bosen. Tapi kalau ada video kayak gini, jadi asyik!” ujarnya penuh semangat di Museum Dr. Soetomo, Surabaya, Rabu (21/5/2025).
Fiko mengaku bisa merasakan langsung perjuangan para pahlawan berkat video interaktif yang ditontonnya. “Aku kayak dibawa ke masa lalu, lihat sendiri gimana heroiknya mereka berjuang,” tambahnya. Tidak hanya Fiko, puluhan siswa lain juga terlihat antusias mengeksplorasi sejarah di museum tersebut.

Museum Dr. Soetomo menjadi salah satu lokasi Cross Musea 2025, yang baru saja dibuka hari ini. Acara ini berlangsung di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jalan Bubutan, Komplek Museum Dr. Soetomo, Surabaya. Saidatul Ma’munah, Kepala UPTD Pengelolaan Museum dan Gedung Seni Balai Budaya Kota Surabaya, memperkirakan sekitar 250-300 pengunjung datang setiap harinya. “Dalam sehari, minimal lima sekolah ikut serta, masing-masing membawa 30 siswa,” jelasnya.
Pameran ini merayakan tiga momen penting sekaligus: Hari Pendidikan, Hari Kebangkitan Nasional, dan hari jadi Kota Surabaya yang ke-732.
Apa sih pameran imersif itu? Ini adalah pameran yang menggabungkan teknologi, desain visual, efek suara, dan elemen interaktif untuk menciptakan pengalaman multisensori. Alhasil, pengunjung tidak hanya membaca, tapi juga merasakan langsung kisah yang disajikan.
Fiko dan teman-temannya pun terlihat begitu terhibur. Mereka menyaksikan perpaduan teknologi LCD, desain grafis canggih, bahkan kecerdasan buatan (AI) yang membuat sejarah jadi lebih hidup. “Semakin banyak indra yang terlibat, semakin mudah materi dipahami. Makanya, kami kurangi teks dan lebih banyak gunakan visual, audio, dan video,” papar Saidatul.
Cross Musea 2025 mengangkat tema “Arutala”, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti cita-cita luhur. Pameran ini menampilkan kisah enam pahlawan nasional: E. Douwes Dekker (Dr. Setiabudi), R.A. Kartini, HOS Tjokroaminoto, dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantara, dan WR Supratman. “Meski latar belakang mereka berbeda, satu hal yang sama: mereka gugur sebelum menikmati hasil perjuangannya. Inilah esensi ‘Arutala’,” jelas Saidatul.
Disbudporapar bekerja sama dengan enam museum lain di Indonesia, yaitu:
- Museum Multatuli (Banten)
- Museum R.A. Kartini (Rembang)
- Museum HOS Tjokroaminoto (Surabaya)
- Museum Dr. Soetomo (Surabaya)
- Museum Ki Hajar Dewantara (Yogyakarta)
- Museum WR Supratman (Surabaya)
Cross Musea 2025 berlangsung dari 21-31 Mei 2025, buka pukul 08.00-15.00 WIB. Saidatul berharap, pameran ini bisa menjadi media belajar yang menyenangkan bagi pelajar. “Dengan cara ini, sejarah tidak lagi membosankan, tapi jadi pengalaman yang menginspirasi,” tutupnya.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, serbu Cross Musea 2025 dan rasakan sensasi belajar sejarah ala zaman now!