Kiprah Jokowi di Parpol: Dari PDIP ke Peluang Baru di PSI

Diposting pada

JAKARTA, Checkbind.com – Kiprah Jokowi di Parpol. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara terbuka menyambut peluang mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai calon ketua umum dalam Pemilu Raya partai tersebut. Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menegaskan bahwa partainya tidak hanya membuka pintu lebar-lebar, tetapi juga mendoakan langkah politik Jokowi.

“Kita doakan, Mas,” ujar Andy dalam konferensi pers di Kantor DPP PSI, Jakarta, Selasa (13/5/2025). Ia menjelaskan, PSI memberi kesempatan kepada siapa pun yang memenuhi syarat, termasuk Jokowi, untuk mendaftar sebagai calon ketua umum. “Yang terpenting, calon harus memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI,” tegasnya.

Baca Juga: Kekhawatiran PHK Global Panasonic: Buruh Indonesia Waspada

Status Jokowi Tanpa Partai
Saat ini, Jokowi tidak lagi menjadi kader partai mana pun setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memecatnya pada 16 Desember 2024. Namun, perjalanan politiknya justru semakin menarik untuk ditelusuri.

Awal Mula di PDI-P (2004-2012)
Jokowi memulai karier politiknya dengan bergabung ke PDI-P pada 2004. Hanya setahun kemudian, partai tersebut langsung mengusungnya sebagai calon wali kota Solo. Bersama F.X. Hadi Rudyatmo, ia memenangkan Pilkada 2005 meski hanya diusung oleh PDI-P.

Selama memimpin Solo, gaya blusukannya segera menarik perhatian publik. “Ia kerap menyambangi pasar, jalanan, hingga perkampungan,” tulis banyak media. Popularitasnya melambung, membawanya ke kursi Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

Baca Juga: Bursa Asia Melonjak, Pasar Bersemangat Usai AS-China Capai Konsensus Dagang

Melompat ke Panggung Nasional (2012-2024)
Di Jakarta, Jokowi berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka mengalahkan petahana Fauzi Bowo dengan margin suara yang signifikan. Dua tahun kemudian, PDI-P mengusungnya sebagai calon presiden.

Bersama Jusuf Kalla, Jokowi memenangkan Pilpres 2014 melawan Prabowo Subianto. Lima tahun kemudian, ia kembali menang dengan menggandeng Ma’ruf Amin. Namun, hubungannya dengan PDI-P mulai retak ketika putranya, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.

Puncak Konflik: Pemecatan oleh PDI-P
PDI-P akhirnya mengambil tindakan tegas. Pada 16 Desember 2024, Megawati Soekarnoputri menandatangani surat pemecatan Jokowi. Partai menuduhnya melanggar AD/ART karena mendukung koalisi di luar PDI-P.

“Ia menyalahgunakan kekuasaan dan mengintervensi MK,” ungkap Komarudin Watubun dari Dewan Kehormatan PDI-P. Setelah pemecatan itu, Jokowi tidak lagi terikat dengan partai mana pun.

Peluang Baru di PSI?
Kini, PSI menjadi sorotan setelah Andy Budiman menyatakan kesiapan partainya menerima Jokowi. “Kami terbuka bagi siapa saja yang sevisi,” katanya. Apalagi, Ketua Umum PSI saat ini adalah Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi.

Meski belum ada kepastian, publik menanti langkah berikutnya dari mantan presiden yang selalu berhasil mencuri perhatian ini. “Jokowi tetap menjadi figur yang sulit diprediksi,” tulis seorang analis politik.

Masa Depan Politik Jokowi
Tanpa partai, Jokowi masih memiliki pengaruh besar. Ia bahkan pernah berkelakar tentang mendirikan “Partai Super Terbuka (Tbk)”. Apakah PSI akan menjadi rumah barunya? Waktu yang akan menjawab.

Satu hal pasti: perjalanan politik Jokowi belum berakhir. Dan seperti biasa, ia akan terus menjadi pusat perbincangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *