Guru Pakai Kalung Wisuda, Netizen: Berlebihan!. DI tengah gencarnya kebijakan pemerintah melarang wisuda untuk jenjang
Guru Pakai Kalung Wisuda, Netizen: Berlebihan!. DI tengah gencarnya kebijakan pemerintah melarang wisuda untuk jenjang

Guru Pakai Kalung Wisuda, Netizen: Berlebihan!

Diposting pada

checkbind.com — Guru Pakai Kalung Wisuda, Netizen: Berlebihan!. DI tengah gencarnya kebijakan pemerintah melarang wisuda untuk jenjang di bawah perguruan tinggi, SMK Citra Bangsa Mandiri di Mojokerto justru menggelar perpisahan wisuda dengan kemewahan yang mencolok. Namun, Dinas Pendidikan setempat tidak menegur sekolah tersebut karena larangan pungutan biaya wisuda hanya berlaku untuk sekolah negeri. Sementara itu, SMK swasta ini berada di bawah pengawasan yayasan, sehingga kebijakan pemerintah tidak mengikat mereka.

Meski begitu, netizen justru menyoroti hal lain. Akun Instagram @nur.anisa2298 mengunggah video yang mengkritik penampilan para guru dan kepala sekolah saat wisuda. Dalam video tersebut, terlihat para guru mengenakan jubah, toga, bahkan kalung kehormatan layaknya guru besar. Padahal, kepala sekolah tersebut hanya bergelar S1 dan jelas bukan profesor.

“Bu, kenapa memakai kalung kehormatan? Bukankah Anda tahu dosen biasa tidak berhak memakainya?” tulis pemilik akun itu. Ia menegaskan, kalung kebesaran hanya pantas dikenakan oleh guru besar dalam acara resmi. “Anda bukan rektor, dekan, atau dosen. Apa alasan fundamental memakai atribut seperti itu?” tambahnya dengan nada kesal.

Lebih lanjut, netizen ini menyayangkan ketidaktahuan para guru akan makna di balik simbol-simbol akademik. “Sebagai pendidik, seharusnya mereka paham integritas dan etika akademik. Jika simbol disalahgunakan, publik akan salah persepsi, dan makna pendidikan semakin terkikis,” tegasnya.

Kritik tersebut langsung viral dan memicu perdebatan. Sebagian netizen mendukung, menyebut pemakaian atribut keliru itu sebagai bentuk ketidakprofesionalan. Namun, ada pula yang membela, berargumen bahwa hal itu hanya bagian dari semangat merayakan kelulusan siswa.

Sementara itu, pihak sekolah belum memberikan tanggapan resmi. Namun, insiden ini menyadarkan banyak orang tentang pentingnya memahami etika akademik, terutama di kalangan pendidik. Jika tidak, pendidikan bisa kehilangan makna sejatinya hanya karena atribut yang dipaksakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *