Demo Ojol: Cari Nafkah Lebih Penting daripada Turun ke Jalan

Diposting pada

JAKARTA, Checkbind.com – Demo Ojol: Cari Nafkah Lebih Penting daripada Turun ke Jalan. Sementara ribuan pengemudi ojek online (ojol) memadati jalanan untuk berdemo, Mursali (44) justru memilih tetap bekerja seperti biasa. Tanpa ragu, pria ini terus mengayuh motornya demi menafkahi keluarga. Baginya, mencari rezeki jauh lebih penting daripada ikut aksi unjuk rasa.

“Enggak ada alasan khusus, cuma emang lebih penting cari nafkah,” ujar Mursali saat Kompas.com menemui dia di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025). Meski tahu banyak rekan sesama driver yang turun ke jalan, ia lebih memilih fokus mengantar pesanan makanan atau minuman.

Tak hanya itu, Mursali sengaja tidak mengenakan seragam atau atribut ojol agar tidak mencolok. “Saya menghormati teman-teman yang demo, makanya enggak pakai atribut,” jelasnya. Namun, ia menegaskan bahwa keputusan ini murni karena tuntutan pekerjaan. “Orderan lagi banyak, jadi enggak bisa tinggalkan penghasilan harian,” tambahnya.

Demo Ojol: Tuntutan Potongan Tarif yang Lebih Adil

Sebelumnya, ribuan pengemudi ojol dari Jawa dan Sumatera membanjiri Jakarta untuk unjuk rasa besar-besaran. Aksi ini menjadi puncak kekecewaan mereka terhadap kebijakan perusahaan aplikator yang dinilai merugikan.

Raden Igun Wicaksono, Ketua Umum Garda Indonesia, menyatakan bahwa tuntutan utama para pengemudi adalah penurunan potongan biaya aplikasi menjadi maksimal 10%. “Ini bentuk koreksi atas kebijakan sepihak aplikator yang terus menaikkan potongan,” tegas Igun.

Menurutnya, kebijakan pemotongan yang berlaku selama ini telah memicu keresahan di kalangan driver. Padahal, seharusnya aplikator mematuhi aturan pemerintah dalam Kepmenhub KP 1001 Tahun 2022 yang membatasi potongan maksimal 20%. “Alih-alih turunin, malah dinaikkan lagi. Ini yang bikin driver geram,” ungkap Igun.

Pilihan Sulit: Demo atau Cari Nafkah?

Bagi Mursali, situasi ini memang dilematis. Di satu sisi, ia memahami tuntutan rekan-rekannya yang menuntut keadilan. Namun, di sisi lain, ia tak bisa mengabaikan tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. “Kalau ikut demo, ya berarti enggak dapet duit hari ini. Sedangkan kebutuhan keluarga enggak bisa nunggu,” ujarnya.

Ia juga mengaku waswas saat mengambil order di sekitar lokasi demo. “Agak was-was sih, takut ketemu massa demo. Tapi ya harus jalan terus,” ceritanya.

Aksi Damai tapi Massif, Driver Ojol Bersikukuh dengan Tuntutan

Di lokasi demo, suasana terlihat cukup kondusif meski massa membludak. Para pengemudi membawa poster dan spanduk bertuliskan tuntutan mereka. Beberapa orator bergantian menyampaikan aspirasi, sementara yang lain meneriakkan yel-yel penuh semangat.

“Kami bukan minta dikasihani, tapi minta keadilan!” teriak salah seorang pengunjuk rasa. Aksi ini juga mendapat dukungan dari sejumlah organisasi driver lainnya, yang menilai kebijakan aplikator selama ini terlalu memberatkan.

Nasib Driver Ojol di Tengah Teknologi yang Semakin Canggih

Persoalan potongan tarif bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi para driver ojol. Mereka juga kerap kesulitan mendapatkan insentif atau bonus yang dijanjikan aplikator. “Banyak teman yang kerja 12 jam sehari, tapi dapatnya cuma cukup buat makan,” keluh salah seorang peserta demo.

Selain itu, persaingan ketat antar-driver membuat penghasilan semakin tidak menentu. “Dulu orderan lebih gampang, sekarang susah karena driver terlalu banyak,” tambahnya.

Baca Juga: Polisi Sita 4 Senjata Tajam Saat Geledah Markas Ormas di Pasar Minggu

Di tengah aksi ini, para pengemudi berharap pemerintah dan perusahaan aplikator bisa duduk bersama menyelesaikan masalah. “Kami cuma mau kebijakan yang adil, enggak cuma untung satu pihak,” tegas Igun.

Sementara itu, Mursali tetap melanjutkan pekerjaannya dengan harapan bahwa suatu hari nanti, ia dan rekan-rekannya tidak perlu lagi memilih antara demo atau mencari nafkah. “Semoga ada solusi terbaik buat kami semua,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *