checkbind.com, JAKARTA — Bapak Pencak Silat Dunia. Dunia olahraga nasional berduka. Mayjen TNI Purn Dr. (HC) H.Eddie Marzuki Nalapraya tokoh legendaris yang dijuluki Bapak Pencak Silat Dunia, menghembuskan napas terakhir pada Selasa (13/5/2025) pukul 09.50 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Keluarga besar almarhum berencana memakamkannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Keluarga akan menyemayamkan jenazah almarhum terlebih dahulu di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebelum memakamkannya.
Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI Purn Marciano Norman, menyampaikan duka mendalam atas kepergian Eddie Marzuki. “Kami memohon kepada Allah SWT untuk menerima amal ibadah almarhum dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan,” tegasnya dalam pernyataan resmi. “Kami juga mendorong seluruh pegawai olahraga untuk terus mengembangkan pencak silat sampai meraih pengakuan internasional.”
Marciano menegaskan, jasa Eddie Marzuki bagi olahraga Indonesia sangatlah besar. Tak heran, almarhum pernah menerima penghargaan KONI Lifetime Achievement Award in Sports atas dedikasinya. “Beliau telah mengabdikan hidupnya untuk pencak silat.
Eddie Marzuki lahir di Tanjung Priok, Jakarta, pada 6 Juni 1931. Sejak muda, jiwa patriotnya sudah teruji. Ia turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat Agresi Militer Belanda tahun 1947. Pengalaman inilah yang kemudian memicu kecintaannya pada pencak silat. Ia terinspirasi melihat keahlian bela diri para pejuang, lalu memutuskan untuk mendalami olahraga tradisional ini.
Kariernya di dunia pencak silat pun melesat. Selama lebih dari dua dekade (1981–2003), Eddie memimpin Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) sebagai Ketua Umum. Tak hanya di dalam negeri, ia juga berperan besar membawa pencak silat ke panggung global. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah saat UNESCO mengakui pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 12 Desember 2019. Saat itu, Eddie menjabat sebagai pembina Tim Pencak Silat Road to UNESCO and Olympic (2014–2019).
Kontribusinya tidak berhenti di situ. Pada 1980, Eddie menggagas berdirinya Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat), yang menyatukan berbagai organisasi silat dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Ia terpilih sebagai Presiden Persilat pertama dan berhasil mewujudkan impiannya untuk memasukkan pencak silat sebagai cabang olahraga di SEA Games 1987.
Di Eropa, namanya juga harum. Pada 2008, Eddie memprakarsai kejuaraan pencak silat di benua biru. Atas jasanya, ia dijuluki “Bapak Pencak Silat Eropa” oleh komunitas pesilat di Swiss.
Kini, sang legenda telah pergi, tetapi semangat dan karyanya akan terus hidup. Pencak silat tak hanya menjadi warisan budaya, melainkan juga kebanggaan bangsa yang harus terus dilestarikan.