Ledakan Amunisi Garut 13 Tewas: 4 TNI & 9 Warga Sipil
Ledakan Amunisi Garut 13 Tewas: 4 TNI & 9 Warga Sipil

Ledakan Amunisi Garut 13 Tewas: 4 TNI & 9 Warga Sipil

Diposting pada

checkbind.com — Ledakan Amunisi Garut 13 Tewas: 4 TNI & 9 Warga Sipil. Ledakan dahsyat terjadi saat proses pemusnahan amunisi kadaluarsa milik TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (12/5). Korban tewas terus bertambah, dengan dua anggota TNI AD terbaru yang menjadi korban. Kini, total korban mencapai 13 orang, terdiri dari 4 personel militer dan 9 warga sipil.

Kadispenad Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana mengonfirmasi kenaikan jumlah korban melalui keterangan resmi. “Korban 4 anggota TNI AD,” tegasnya. Keempat personel tersebut telah teridentifikasi, yakni:

  1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan – Kepala Gudang Munisi III Pusat Peralatan TNI AD
  2. Mayor Cpl Anda Rohanda – Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Pusat Munisi III
  3. Kopda Ery Peanggodo
  4. Pratu Apriyo Setiawan

Sementara itu, 9 warga sipil juga menjadi korban. Mereka adalah:

  1. Agus bin Kasmin
  2. Ipan bin Obur
  3. Anwar bin Inon
  4. Iyus Ibing bin Inon
  5. Iyus Rizal bin Saepuloh
  6. Toto
  7. Dadang
  8. Rustiawan
  9. Endang

Tim evakuasi telah memindahkan seluruh jenazah ke RSUD terdekat. Saat ini, lokasi kejadian tengah diawasi ketat oleh aparat keamanan. TNI AD masih mendalami penyebab tewasnya warga sipil, meskipun proses pemusnahan amunisi seharusnya dilakukan di area terisolir. Ledakan Amunisi Garut 13 Tewas: 4 TNI & 9 Warga Sipil

Proses Evakuasi dan Pengamanan Lokasi

Petugas gabungan bekerja cepat untuk mengevakuasi korban segera setelah ledakan terjadi. Mereka membawa jenazah menggunakan ambulans dan kendaraan darurat lainnya. Sementara itu, warga sekitar masih diliputi duka atas kejadian yang menewaskan banyak orang ini.

TNI AD belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan kelalaian dalam prosedur pemusnahan amunisi. Namun, penyelidikan internal telah dimulai untuk mengungkap akar masalahnya. Beberapa saksi mata menyatakan, ledakan terdengar sangat keras hingga mengguncang wilayah sekitarnya.

Duka Keluarga Korban

Keluarga korban sipil masih berduka atas kehilangan anggota keluarga mereka. Mereka mempertanyakan mengapa warga sipil bisa berada di sekitar lokasi berbahaya tersebut. Seorang kerabat korban, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan, “Ini seharusnya bisa dicegah jika prosedur keamanannya ketat.”

Di sisi lain, TNI AD berjanji akan memberikan bantuan kepada keluarga korban, baik dari sisi medis maupun kompensasi. Namun, tuntutan transparansi tetap mengemuka dari masyarakat setempat.

Penyelidikan Masih Berlangsung

Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti ledakan belum diketahui. Tim investigasi TNI AD tengah mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi-saksi terkait. Mereka juga mengecek kemungkinan adanya pelanggaran prosedur yang menyebabkan insiden memilukan ini.

Kepala Desa Sagara menyatakan, pihaknya tidak diberitahu sebelumnya mengenai aktivitas pemusnahan amunisi. “Kami kaget, tiba-tiba ada ledakan besar,” ujarnya. Hal ini memunculkan tanda tanya besar mengenai koordinasi antara TNI AD dengan pemerintah lokal.

Warga Garut menuntut pertanggungjawaban dari pihak berwenang. Mereka meminta agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Beberapa kelompok masyarakat bahkan berencana menggelar aksi protes jika tidak ada kejelasan dalam waktu dekat.

Sementara itu, TNI AD memastikan bahwa proses pemusnahan sisa amunisi akan dievaluasi ulang secara menyeluruh. Mereka berjanji meningkatkan standar keamanan untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.

Tragedi ledakan di Garut ini menjadi catatan kelam bagi keselamatan publik dalam operasi militer. Korban jiwa yang tidak sedikit harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. 

Dengan terus bertambahnya korban, harapan akan keadilan dan pencegahan serupa semakin mendesak. Masyarakat menunggu tindakan nyata, bukan sekadar janji, dari pihak berwenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *